Total Tayangan Halaman

Jumat, 13 Desember 2013

Peran Penting Wanita Dalam Membentuk Pribadi Penerus Bangsa
Ketika kebanyakan dari kita mendengar kata “wanita” kemungkinan tanggapan yang muncul adalah wanita itu lemah, bergantung sama laki laki, selalu menggunakan perasaan, mudah menangis, tidak tegas dan hal hal sepele lainnya. Respon tersebut muncul karena terkadang kita lupa bahwa peran wanita itu justru lebih penting dari laki laki. Karena dari rahim wanita lah laki laki dan perempuan lahir. Setelah lahir pun yang menyusui adalah wanita. Jadi anak laki laki maupun perempuan akan jauh lebih membutuhkan ibunya terlebih dahulu ketimbang ayahnya. Disini bukan berarti peran ayah dikesampingkan. Akan tetapi memang Ibu bisa menggantikan peran ayah, namun tak ada ayah yang bisa menggatikan peran seorang ibu. Tidak mungkin seorang ayah bisa hamil apalagi menyusui anak-anaknya.
Dalam sebuah ungkapan disebutkan bahwa Al Ummu madrasah Al ula yang artinya Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Sangat benar ungkapan tersebut, karena ibu lah yang pertama kali mengajarkan anaknya tentang berbagai hal, bahkan pelajaran itu dimulai sejak dalam kandungan. Misalnya ibu memperdengarkan bayi dalam kandungannya musik, murottal, atau mengajak bercakap-cakap sang bayi.
Maka dari itu seharusnya lah seorang wanita belajar sejak dini untuk mempersiapkan berbagai hal dalam peran pentingnya. Karena ia bukan hanya mempersiapkan seorang peserta lomba dalam sebuah kompetisi tahunan, tapi ia sedang mempersiapkan generasi penerus yang dari situ lahir sosok harapan agama dan bangsa ini.
Selama ini mungkin pandangan masyarakat awam lebih mengarah kepada wanita tidak perlu berpendidikan tinggi atau pun belajar tentang banyak hal, toh nantinya ia hanya akan menjadi ibu rumah tangga. Jabatan yang bisa di duduki oleh siapa saja. Semua akan bisa dilakukan dengan sendirinya tanpa belajar. Tapi apakah sama calon ibu yang belajar dan calon ibu yang serba dadakan ?. Misalnya saja ketika seorang ibu hamil memperdengarkan janinnya kata kata bahkan musik-musik yang sesukanya dan tidak sepantasnya , atau ibu hamil yang selalu memperdengaran janinnya murottal dan bercakap cakap dengan janinnya penuh kasih sayang, tentunya akan sangat berbeda pola pikir sang bayi ketika ia lahir nanti. Misalnya lagi ketika anak sudah menginjak balita seorang ibu yang tidak mempersiapkan sebelumya mungkin ia tidak begitu memperhatikan potensi baik dari sang anak, ia hanya senang ketika anaknya sudah bisa meniru kata-kata dan tingkah laku yang kurang bermanfaat (ex : melawak atau menari mungkin), melakukan hal hal sepele tanpa arahan (ex : makan dan minum sambil jalan kesana kemari) atau ibu yang sudah mempersiapkan dengan baik sebelumnya, mengajarkan si balita untuk belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an. Mengajarkan anaknya adab makan, minum dan polah tingkahnya. Pasti akan sangat jauh perbedaannya. Karena di usia balita anak akan dengan mudah melakukan imitasi terhadap apapun yang ada disekitarnya. Entah itu hal baik atau hal buruk sekalipun.
          Jadi disini sudah nyata peran penting wanita yang bisa dikatakan lebih dari laki laki. Karena wanita adalah tiang negara, jika wanita-wanita di negara itu baik maka akan kokoh negara tersebut, namun sebaliknya jika wanita-wanita rusak moral dan kelakuannya maka runtuhlah negara tersebut.

Wallohu’alam bishshowab

Al Mar'atush Sholihah 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar