Peran
Penting Wanita Dalam Membentuk Pribadi Penerus Bangsa
Ketika kebanyakan dari
kita mendengar kata “wanita” kemungkinan tanggapan yang muncul adalah wanita
itu lemah, bergantung sama laki laki, selalu menggunakan perasaan, mudah
menangis, tidak tegas dan hal hal sepele lainnya. Respon tersebut muncul karena
terkadang kita lupa bahwa peran wanita itu justru lebih penting dari laki laki.
Karena dari rahim wanita lah laki laki dan perempuan lahir. Setelah lahir pun
yang menyusui adalah wanita. Jadi anak laki laki maupun perempuan akan jauh
lebih membutuhkan ibunya terlebih dahulu ketimbang ayahnya. Disini bukan
berarti peran ayah dikesampingkan. Akan tetapi memang Ibu bisa menggantikan peran
ayah, namun tak ada ayah yang bisa menggatikan peran seorang ibu. Tidak mungkin
seorang ayah bisa hamil apalagi menyusui anak-anaknya.
Dalam sebuah ungkapan
disebutkan bahwa Al Ummu madrasah Al ula yang artinya Ibu adalah sekolah
pertama bagi anak-anaknya. Sangat benar ungkapan tersebut, karena ibu lah yang
pertama kali mengajarkan anaknya tentang berbagai hal, bahkan pelajaran itu
dimulai sejak dalam kandungan. Misalnya ibu memperdengarkan bayi dalam
kandungannya musik, murottal, atau mengajak bercakap-cakap sang bayi.
Maka dari itu
seharusnya lah seorang wanita belajar sejak dini untuk mempersiapkan berbagai
hal dalam peran pentingnya. Karena ia bukan hanya mempersiapkan seorang peserta
lomba dalam sebuah kompetisi tahunan, tapi ia sedang mempersiapkan generasi
penerus yang dari situ lahir sosok harapan agama dan bangsa ini.
Selama ini mungkin
pandangan masyarakat awam lebih mengarah kepada wanita tidak perlu
berpendidikan tinggi atau pun belajar tentang banyak hal, toh nantinya ia hanya
akan menjadi ibu rumah tangga. Jabatan yang bisa di duduki oleh siapa saja.
Semua akan bisa dilakukan dengan sendirinya tanpa belajar. Tapi apakah sama
calon ibu yang belajar dan calon ibu yang serba dadakan ?. Misalnya saja ketika
seorang ibu hamil memperdengarkan janinnya kata kata bahkan musik-musik yang sesukanya
dan tidak sepantasnya , atau ibu hamil yang selalu memperdengaran janinnya
murottal dan bercakap cakap dengan janinnya penuh kasih sayang, tentunya akan
sangat berbeda pola pikir sang bayi ketika ia lahir nanti. Misalnya lagi ketika
anak sudah menginjak balita seorang ibu yang tidak mempersiapkan sebelumya
mungkin ia tidak begitu memperhatikan potensi baik dari sang anak, ia hanya
senang ketika anaknya sudah bisa meniru kata-kata dan tingkah laku yang kurang
bermanfaat (ex : melawak atau menari mungkin), melakukan hal hal sepele tanpa
arahan (ex : makan dan minum sambil jalan kesana kemari) atau ibu yang sudah
mempersiapkan dengan baik sebelumnya, mengajarkan si balita untuk belajar
membaca dan menghafal Al-Qur’an. Mengajarkan anaknya adab makan, minum dan
polah tingkahnya. Pasti akan sangat jauh perbedaannya. Karena di usia balita
anak akan dengan mudah melakukan imitasi terhadap apapun yang ada disekitarnya.
Entah itu hal baik atau hal buruk sekalipun.
Jadi disini sudah nyata peran penting
wanita yang bisa dikatakan lebih dari laki laki. Karena wanita adalah tiang
negara, jika wanita-wanita di negara itu baik maka akan kokoh negara tersebut,
namun sebaliknya jika wanita-wanita rusak moral dan kelakuannya maka runtuhlah
negara tersebut.
Wallohu’alam
bishshowab
Al Mar'atush Sholihah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar