Total Tayangan Halaman

Jumat, 13 Desember 2013

Hati atau fisik dulu yang perlu dihijab???
Kebanyakan dari kalangan wanita ketika ditanya kenapa belum berhijab, jawabannya kurang lebih, “saya mau hijab in hati saya dulu baru nanti kalau sudah baik, saya akan berhijab secara keseluruhan”. Dari kata-katanya memang tidak ada yang salah dan mungkin banyak yang sependapat dengan jawaban tersebut. Padahal ketika benar-benar kita cermati jawaban tersebut hanya sebuah alasan yang tidak logis. Karena disini kita berbicara tentang kewajiban bukan tawar menawar.
              Didalam Al-Qur’an tercantum dua ayat yang menyebutkan tentang kewajiban berhijab bagi wanita muslimah.
1.     Q.S. An-Nur (24) : 31
“... Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) ...”
2.    Q.S. Al-Ahzab (33) : 59
“Wahai nabi! Katakanlah kepda isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allaoh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

          Ketika kita berbicara tentang kewajiban, alasan tersebut diatas tidak dibenarkan. Karena, misalnya saja kita qiyash kan dengan kewajiban sholat. Apakah kita harus memperbaiki diri dulu baru kita laksanakan sholat?, bukan demikian, namun sebaliknya, sholat akan secara perlahan-perlahan mencegah kita berbuat keji dan mungkar. Dengan sholat kita akan sedikit demi sedikit merubah tingkah laku kita ke arah yang lebih baik dan lebih baik lagi.
          Begitu pula dengan kewajiban berhijab. Keputusan berhijab akan mempengaruhi pola pikir dan polah tingkah kita untuk selalu melakukan hal-hal yang bermanfaat dan sesuai syari’ah. Pelan-pelan segala pikiran, perkataan dan perbuatan kita akan menuju kepada kebaikan.
          Apabila ada dua kue, yang satu terbungkus rapi dan cantik, semut dan lalat-lalat nakal tak dapat menyentuhnya. Sedangkan yang satunya dibiarkan begitu saja tanpa pembungkus, dikerubungi semut dan lalat-lalat hijau. Tanpa pikir panjang pasti kita memilih yang terbungkus rapi bukan?. Kita pasti jijik melihat kue yang tanpa pembungkus.
          Jadi tidak ada lagi alasan untuk menunda diri berhijab. Hanya tinggal meluruskan niat, memperbanyak ilmu duniawi sekaligis ukhrowi. Kemudian jemput hidayah dari Alloh SWT, maka Muslimah yang anggun, cantik, cerdas dan aktif akan siap menebar manfaat disekelilingnya.

Walloohu’alam bishshowab.
Peran Penting Wanita Dalam Membentuk Pribadi Penerus Bangsa
Ketika kebanyakan dari kita mendengar kata “wanita” kemungkinan tanggapan yang muncul adalah wanita itu lemah, bergantung sama laki laki, selalu menggunakan perasaan, mudah menangis, tidak tegas dan hal hal sepele lainnya. Respon tersebut muncul karena terkadang kita lupa bahwa peran wanita itu justru lebih penting dari laki laki. Karena dari rahim wanita lah laki laki dan perempuan lahir. Setelah lahir pun yang menyusui adalah wanita. Jadi anak laki laki maupun perempuan akan jauh lebih membutuhkan ibunya terlebih dahulu ketimbang ayahnya. Disini bukan berarti peran ayah dikesampingkan. Akan tetapi memang Ibu bisa menggantikan peran ayah, namun tak ada ayah yang bisa menggatikan peran seorang ibu. Tidak mungkin seorang ayah bisa hamil apalagi menyusui anak-anaknya.
Dalam sebuah ungkapan disebutkan bahwa Al Ummu madrasah Al ula yang artinya Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Sangat benar ungkapan tersebut, karena ibu lah yang pertama kali mengajarkan anaknya tentang berbagai hal, bahkan pelajaran itu dimulai sejak dalam kandungan. Misalnya ibu memperdengarkan bayi dalam kandungannya musik, murottal, atau mengajak bercakap-cakap sang bayi.
Maka dari itu seharusnya lah seorang wanita belajar sejak dini untuk mempersiapkan berbagai hal dalam peran pentingnya. Karena ia bukan hanya mempersiapkan seorang peserta lomba dalam sebuah kompetisi tahunan, tapi ia sedang mempersiapkan generasi penerus yang dari situ lahir sosok harapan agama dan bangsa ini.
Selama ini mungkin pandangan masyarakat awam lebih mengarah kepada wanita tidak perlu berpendidikan tinggi atau pun belajar tentang banyak hal, toh nantinya ia hanya akan menjadi ibu rumah tangga. Jabatan yang bisa di duduki oleh siapa saja. Semua akan bisa dilakukan dengan sendirinya tanpa belajar. Tapi apakah sama calon ibu yang belajar dan calon ibu yang serba dadakan ?. Misalnya saja ketika seorang ibu hamil memperdengarkan janinnya kata kata bahkan musik-musik yang sesukanya dan tidak sepantasnya , atau ibu hamil yang selalu memperdengaran janinnya murottal dan bercakap cakap dengan janinnya penuh kasih sayang, tentunya akan sangat berbeda pola pikir sang bayi ketika ia lahir nanti. Misalnya lagi ketika anak sudah menginjak balita seorang ibu yang tidak mempersiapkan sebelumya mungkin ia tidak begitu memperhatikan potensi baik dari sang anak, ia hanya senang ketika anaknya sudah bisa meniru kata-kata dan tingkah laku yang kurang bermanfaat (ex : melawak atau menari mungkin), melakukan hal hal sepele tanpa arahan (ex : makan dan minum sambil jalan kesana kemari) atau ibu yang sudah mempersiapkan dengan baik sebelumnya, mengajarkan si balita untuk belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an. Mengajarkan anaknya adab makan, minum dan polah tingkahnya. Pasti akan sangat jauh perbedaannya. Karena di usia balita anak akan dengan mudah melakukan imitasi terhadap apapun yang ada disekitarnya. Entah itu hal baik atau hal buruk sekalipun.
          Jadi disini sudah nyata peran penting wanita yang bisa dikatakan lebih dari laki laki. Karena wanita adalah tiang negara, jika wanita-wanita di negara itu baik maka akan kokoh negara tersebut, namun sebaliknya jika wanita-wanita rusak moral dan kelakuannya maka runtuhlah negara tersebut.

Wallohu’alam bishshowab

Al Mar'atush Sholihah 

Kamis, 05 Desember 2013

Grand Desain Proker




“Bedakwalah dengan bahasa Kaum mu”


Agama hadir ditengah-tengah hamba bukan semata-mata hadir dengan mudahnya begitu saja,akan tetapi karena adanya segolongan manusia yang rela menyisihkan waktu tenaga dan pikiran mereka demi tegaknya agama yang dianutnya,begitu pula islam.Islam hadir dimuka bumi ini bukan langsung dengan turunya Alloh Ilahi Robbi kepada tiap hambanya untuk menyembah-Nya dan menganut agama-Nya,akan tetapi melalui utusan-utusan yang rela akan harta,pikiran bahkan nyawanya demi tegaknya dienul islam.

Mereka hadir ditengah-tengah kaum amat sangat teramat bodoh dan tak berbudaya,bahkan menghalalkan segala cara untuk menumpas suatu keterasingan yang tak sejalan dengan mereka,lebih-lebih soal keyakinan,tetapi utusan-utusan tersebut tetap saja menggunakan metoda yang penuh hikmah dan kelembutan dalam setiap jalan dakwah yang dijalaninya,itulah jalan dakwah yang benar,baginda Rasul Muhammad pernah bersabda “Berdakwahlah dengan bahasa kaum mu”
Yang dimaksud dengan berdakwah dengan bahasa kaumnya disini bukan jikalau kita berdakwah maka pakailah bahasa (bahasa percakapan) akan tetapi kita hendaklah seharusnya berdakwah dengan adat,budaya,tata cara dan pola hidup kaum yang hendak kita dakwahi,IMM sebagai lembaga pergerakan berbasis dakwah ke-islaman mempunyai peran yang besar terhadap berlangsungnya tongkat estafet dakwah lingkungannya,tak lepas pula IMM Komisariat Moh.Hatta harus selalu menghembuskan nafas dakwah disetiap jalan yang dtempuhnya,kita tahu bahwasanya elemen-elemen object dakwah yang ada di masyarkat ekonomi amat berbeda-beda corak dan warnannya,oleh sebab itu konsep dakwah Rasul “Berdakwahlah dengan bahasa kaummu” adalah suatu terobosan terbaik dalam menjalankan permasalahan dakwah dilingkup fakultas ekonomi dan bisnis,terlebih Bidang Tabligh dan Kajian Ke-Islaman yang mempunyai tugas utama dalam permasalahan dakwah dalam ranah internal dan eksternal ikatan,dalam artian dakwah tak harus bersifat formal yang cenderung memaksa,akan tetapi dakwah kultural lah yang semestinya dikedepan kan,menimbang bahwasanya elemen yang ada amat sangat bervarian,hitam,putih,merah,kanan dan kiri hendaklah desiran dakwah masuk disetiap varian elemen tersebut.
Oleh karena itu Bidang Tabligh dan Kajian Ke-Islaman mengusung metoda dakwah kultural progesif dalam perjuangan dakwah periode 2013-2014,karena lebih baik kita merangkul kan ???? bukan memukul??!!!!